promo usahablog

Selasa, 07 Mei 2013

Lantai Kinetik


Satu perusahaan di Rotterdam, Belanda, menciptakan sistem lantai tari modular. Lantai ini mengumpulkan energi kinetik dari gerakan para penari dan mengubahnya jadi listrik.
Tiap satu ubin dari Lantai Energi mempunyai generator kecil yang mengumpulkan dan menyimpan energi.  Kemudian mengubahnya jadi energi listrik yang bisa digunakan untuk sistem di sekitarnya atau lampu LED di ruang tari.
Lantai Sustainable Dance bisa Anda sewa atau beli. Temple Night Club di San Francisco saat ini sudah memasangnya secara permanen.
Menurut tim Energy Floor, menari di lantai Sustainanble Dance menghasilkan lebih dari 8 miliar Joule.
Sistem regeneratif seperti desain lantai ini, bisa memanfaatkan energi yang terbuang dan mendistribusi ulang energi itu ketika dibutuhkan. Untuk menghasilkan energi listrik, lantai Sustainable Dance akan menurun sedalam 10 mm saat di tekan. Tekanan kecil ini cukup untuk mengaktifkan generator internal modul yang akan memproduksi lebih dari 35 watt dari hasil per modul.
Mengubah energi kinetik dari gerakan kaki menjadi energi listrik membuat kita lebih hemat energi dan biya.
Benar-benar kreatif.....
Sumber : tempo.co



Kamis, 15 November 2012

Delapan Ular Bertanduk Menetas di National Zoo

Untuk pertama kali dalam satu dasawarsa lebih, beberapa telur ular bertanduk menetas di National Zoo Smithsonian.

Delapan bayi ular, yang memiliki semacam tanduk peraba di hidung mereka, menetas pada 21 Oktober setelah empat tahun usaha pembiakan yang gagal, menurut pengumuman pihak kebun binatang pada Kamis (8 November).

Spesies air unik asal Asia Tenggara itu tidak terancam punah, tapi hanya ada sedikit informasi yang dimiliki tentang mereka. Hewan tersebut, yang memiliki nama ilmiah Erpeton tentaculatus, memiliki ukuran relatif kecil, sekitar 50-90 cm. Mereka adalah satu-satunya ular yang memiliki tanduk peraba di bagian kepala, yang memungkinkan reptil itu merasakan getaran ikan yang berenang di dekat mereka.

Ular bertanduk menghabiskan hidup mereka di air dan menggunakan ekor mereka untuk menstabilkan diri saat menunggu untuk menyerang mangsa. Penelitian terbaru yang dilakukan menitikberatkan pada cara ular itu menggunakan kemampuan berburu mereka untuk menangkap ikan ke dalam mulut.

Sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal “PloS ONE” pada tahun 2010 menunjukkan bahwa predator yang mahir itu telah mengembangkan sebuah mekanisme untuk menangkap mangsa mereka yang ketakutan yang berakhir sejajar dengan kepala mereka, bukan di depan rahang ular yang terbuka. Rupanya, sistem saraf mereka memungkinkan untuk memperkirakan ke arah mana ikan akan berlari saat kaget.

Ular bertanduk itu juga berkembang dalam tingkat kecepatan yang menakjubkan, yang disaksikan secara langsung para staf di kebun binatang Washington, D.C.

“Beberapa jam setelah menetas, perilaku ular itu seperti ular dewasa,” menurut pernyataan Matt Evans, penjaga di Reptile Discovery Center Smithsonian. “Insting mengambil alih dan mereka berburu. Kami tidak tahu banyak tentang spesies ini, tapi kami sudah belajar banyak hanya dengan melihat mereka tumbuh.”

Bayi-bayi ular itu mungkin akan dikirim ke kebun binatang lain ketika mereka sudah dewasa, tutur staf Smithsonian. Sementara itu, empat ular bertanduk dewasa bisa dilihat di bagian Reptile Discovery Center kebun binatang tersebut.


Sumber : egan Gannon, Editor Berita | LiveScience.com | yahoo.com

Spons Pemakan Daging Penghuni Laut Dalam

Seekor karnivora baru berbentuk seperti lilin terlihat di perairan laut dalam di lepas pantai Monterey Bay, California. Spesies itu dijuluki “spons harpa” karena strukturnya mirip harpa.

Sebuah tim dari Monterey Bay Aquarium Riset Institute (MBARI) di Moss Landing, California, menemukan spesies spons tersebut pada tahun 2000 ketika menjelajah dengan kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh. Spons tersebut hidup hampir 3,5 kilometer di bawah permukaan laut.

"Kami hanya kagum. Tak ada yang pernah melihat hewan ini dengan mata kepala mereka sendiri sebelumnya," ujar Lonny Lundsten, ahli biologi invertebrata dan salah satu yang pertama kali melihat spons harpa itu.

Para peneliti kemudian mengumpulkan dua spons dan membuat video pengamatan lebih dari 10 buah. Perbandingan dengan spons karnivora lain menegaskan bahwa Chondrocladia lyra (nama ilmiah spesies spons tersebut), adalah spesies baru dan mengungkapkan beberapa hal menarik ke dalam siklus hidup spons. Hasil analisis itu diterbitkan pada 18 Oktober dalam jurnal “Biology Invertebrata”.

Menangkap makanan
Kait yang seperti Velcro berduri menutupi tungkai spons yang bercabang, menjaring krustasea saat mereka mereka tersapu ke cabang-cabangnya oleh arus laut. Ketika spons harpa mendapat makanan, ia menyelubungi mangsa dalam selaput tipis, dan kemudian perlahan-lahan mulai mencerna.

Spons tersebut melekat pada sedimen lumpur lembut di dasar laut dengan rhizoid yang hidup di antara makhluk misterius lainnya. Spons harpa pertama yang ditemukan ilmuwan hanya memiliki dua cabang, yang disebut baling-baling. Tambahan kendaraan penyelam yang menggunakan remote mengungkapkan ada makhluk yang sampai memiliki enam baling-baling, ujar Lundsten kepada OurAmazingPlanet.

Yang terbesar berukuran 36 cm. Tim penelitian percaya, spons harpa tersebut telah berevolusi menjadi struktur yang lebih rumit untuk meningkatkan luas permukaan tubuhnya dan menghadapkan diri ke arus harpa tersebut dapat menangkap mangsa yang lebih banyak.

Spons harpa adalah satu dari empat spesies baru yang diidentifikasi Lundsten. "Kami hanya melihat 1 persen Monterey Bay dan itu adalah salah satu lokasi laut dalam yang paling dipelajari dengan baik di Bumi," ujarnya.

Pembuahan spons
Para ilmuwan pertama kali mengetahui bahwa spons itu pemakan daging kurang dari 20 tahun yang lalu. Sebagian besar hidup di laut dalam, sehingga sulit untuk memahami gaya hidup mereka.

Spons harpa yang dikumpulkan oleh para ilmuwan MBARI menandai pertama kalinya peneliti mengamati siklus lengkap yang unik dari spons karnivora tersebut dalam reproduksi seksual.

Kebanyakan spons melepaskan sperma aktif yang berenang dalam air laut di sekitarnya, tetapi tampaknya bahwa semua spons karnivora mentransfer sperma dalam paket terkondensasi (spermatophores), ujar para ilmuwan.

Bola yang membengkak di ujung cabang spons harpa yang tegak itu menyimpan sejumlah sperma. Bola tersebut  melepaskan spermatophores ke arus yang lewat, dan spons terdekat lainnya menangkap paket tersebut pada filamen halus di sepanjang cabang-cabang mereka. Sperma kemudian mencari jalan ke dalam spons induknya untuk membuahi telur-telurnya, menurut para ilmuwan.


Sumber : ecky Oskin, Staf penulis OurAmazingPlanet| LiveScience.com | Yahoo.com

Sabtu, 10 November 2012

Perubahan Iklim ternyata Berpengaruh terhadap hancurnya Peradaban Maya

WASHINGTON (Reuters) - Jika Anda ingin melihat dampak perubahan iklim terhadap masyarakat modern, sebuah penelitian menemukan contohnya pada peradaban Maya kuno, yang hancur karena kelaparan, perang, dan jatuh saat pola cuaca hujan berkepanjangan berubah menjadi kekeringan.

Sebuah tim peneliti internasional mengumpulkan catatan iklim yang mendetail selama 2000 tahun tentang pola cuaca basah dan kering dari kawasan yang kini diketahui sebagai negara Belize, dulunya kota-kota Maya berkembang di situ dari tahun 300 sampai 1000. 

Dengan menggunakan data yang terkunci di stalagmit -- deposit mineral yang tertinggal dari tetesan air di gua-gua -- dan data arkeologi yang dibuat oleh orang-orang Maya, tim ini kemudian melaporkan temuannya di jurnal Science, Kamis.

Tak seperti tren pemanasan global yang dipicu oleh aktivitas manusia, termasuk emisi gas rumah kaca, perubahan iklim di Amerika Tengah saat hancurnya peradaban Maya terjadi karena pola cuaca yang berubah-ubah dengan dahsyat secara alami.

Pola cuaca yang berubah-ubah ini membawa kelembaban tinggi, yang mendorong pertumbuhan peradaban Maya, dan periode kering yang membawa kemarau panjang serta kekeringan selama berabad-abad, kata penulis utama laporan tersebut, Douglas Kennett, antropolog di Penn State University.

Pada periode basah, pertanian berkembang besar, populasi pun bertambah di pusat-pusat kebudayaan Maya, kata Kennett lewat wawancara telepon. Pada masa ini juga terjadi penguatan peran raja di pusat-pusat peradaban, mereka mengklaim bisa mendatangkan hujan yang kemudian membawa kesejahteraan. Mereka pun melakukan upacara korban persembahan agar cuaca tetap mendukung pertanian.

Analogi dengan peradaban modern
Saat musim hujan beralih ke kemarau pada tahun 660, kata Kennett, kekuasaan dan pengaruh para raja itu runtuh, dan berdampak pada perang yang semakin sering terjadi karena perebutan sumber daya alam makin terbatas.

"Anda bisa membayangkan orang-orang Maya terjebak," kata dia. "Idenya adalah para raja ini memastikan hujan tetap datang, mereka menjaga semuanya teratur, dan semuanya baik-baik saja jika Anda di periode musim hujan..tapi saat keadaan menjadi buruk, dan para raja ini membuat persembahan, tapi tak ada yang berubah, maka orang pun mulai bertanya-tanya kenapa para raja ini berkuasa."

Kejatuhan politik raja-raja Maya terjadi pada tahun 900, saat kemarau berkepanjangan mulai memberontak terhadap kekuasaan mereka. Namun populasi Maya bertahan selama seabad kemudian, saat kekeringan dahsyat bertahan dari tahun 1000 sampai 1100 dan memaksa orang-orang Maya meninggalkan pusat-pusat populasi terbesar mereka.

Bahkan di puncak peradaban Maya, manusia memiliki efek terhadap lingkungannya, kata Kennett, terutama dengan pertanian yang menyebabkan terjadinya erosi. Pada musim kemarau panjang, orang-orang Maya pun melakukan intensifikasi pertanian.

Saat iklim di kawasan tersebut berubah menjadi kering dalam sebuah pola panjang yang disebut zona konversi intertropikal, maka itu memperparah dampak kerusakan lingkungan akibat manusia, kata Kennett.

"Ada analogi di sini yang bisa kita tarik ke konteks modern dan harus kita khawatirkan" di Afrika dan Eropa, kata dia.

Jika ada perubahan iklim yang mengabaikan sistem pertanian di sebuah daerah, maka bisa terjadi kelaparan, ketidakstabilan sosial, dan peperangan yang kemudian melibatkan populasi lain, kata dia -- sama halnya yang terjadi di peradaban Maya.

Kita harus bijaksana dalam memperlakukan alam sekitar kita.

Sumber : Deborah Zabarenko | Reuters / yahoo.com

Sabtu, 22 September 2012

Lima Ponsel Alternatif iPhone 5

Apple iPhone 5 akhirnya muncul. Di satu sisi, telepon ini masih mengusung kelebihan yang terdapat di pendahulunya. Masih tampil dengan bentuk tipis, layar sentuh dengan tampilan intuitif, aplikasi yang banyak dan sinkronisasi mulus dengan beberapa layanan seperti iTunes dan iCloud. Kali ini dengan layar yang lebih besar.

Berikut ini 5 telepon seluler yang tidak hanya menjadi penantang iPhone 5, tapi juga dalam beberapa hal justru lebih mumpuni.

Jika Anda ingin layar yang mantap: Motorola Droid Razr HD
Untuk kali pertama dalam lima tahun sejarah iPhone, Apple memperbesar layar telepon genggamnya menjadi empat inci. Tampilan yang lebih tinggi (tidak lebih lebar) kini memberikan tampilan layar lebar yang sebenarnya saat dipegang membujur (dengan aspect ratio 16:9, seperti HDTV Anda, saat dipegang membujur).

Telepon genggam dengan layar empat inci tersebut masih menggunakan teknologi ‘Retina’ Apple. Tapi mereka yang mencari layar mengagumkan, mungkin dapat mempertimbangkan Moto Droid Razr HD yang dirilis pada 5 September lalu.

Dirilis pada musim gugur di Verizon, Droid ini menawarkan layar 4,7-inci 720p HD dengan resolusi 1.280x720 (layar iPhone 5 mempunyai resolusi 1.136x640). Layar HD Razr juga terbentang hingga sudut-sudutnya, dengan hanya sedikit bingkai di sekitarnya.

Seperti telepon genggam Razr sebelumnya, telepon genggam baru yang berukuran tinggi 131,9 mm, lebar 67,9 mm dan ketebalan 8.4 mm tersebut, unggul lewat bahan serat Kevlar yang tahan lama serta kaca Corning Gorilla.


Jika Anda ingin kamera yang kuat: Nokia Lumia 920

Baiklah, mari kita perjelas: Microsoft dan Nokia membuat kesalahan dengan menggunakan video promo palsu untuk menampilkan kemampuan fotografi dan perekaman video dari Lumia 920, sebuah generasi terbaru dari perangkat Windows Phone 8. Tapi jangan salah, telepon seluler dengan kamera yang luar biasa itu telah hadir pada 5 September di New York City.

Di atas kertas, perangkat itu tidak terlihat jauh berbeda dari kamera iSight milik iPhone, baik Nokia Lumia 920 dan iPhone 5 sama-sama memiliki kamera 8 megapixel yang mengagumkan (3264x2448 piksel) dengan autofocus dan flash LED.

Namun kamera PureView Lumia itu menawarkan kinerja yang luar biasa dalam kondisi minim cahaya  (mengambil cahaya hingga lima kali lebih banyak dari kamera smartphone lainnya), image stabilization optik (bukan digital) dan dukungan sejumlah filter, efek-efek khusus, dan hal-hal menyenangkan lainnya yang dapat Anda lakukan dengan foto Anda saat memotretnya (ataupun sesudahnya). 

Dalam sebuah gelarannya, Nokia menunjukkan demo langsung dengan menghapus orang yang tidak diinginkan dalam foto yang kita ambil sehingga Anda dapat melihat latar belakang pemandangan yang tidak terhalang.

Jika Anda menginginkan baterai yang tahan lama: Samsung Galaxy S III
Apa gunanya memiliki telepon genggam yang dapat melakukan apapun, bila Anda sudah kehabisan baterai pada siang hari?

Semoga iPhone 5 akan memiliki baterai yang lebih baik (atau manajemen baterai yang lebih baik) daripada iPhone 4S, tetapi jika Anda menginginkan sebuah smartphone saat ini, yang benar-benar dapat bertahan sepanjang hari, berpalinglah ke Samsung Galaxy S III.

Apple mengatakan baterai iPhone 5 dapat bertahan dalam mode waktu siaga selama 225 jam dan 8 jam untuk waktu bicara (dalam mode komunikasi 3G) — sama seperti iPhone 4S. Namun sayangnya banyak yang mengatakan waktu bicara tidak selama itu, meskipun layar telah diredupkan, push mail dimatikan, serta GPS dan Bluetooth tidak diaktifkan.

Sebagai perbandingan, Samsung Galaxy S III menawarkan 790 jam waktu siaga dan waktu bicara 11 jam  40 menit (dalam mode komunikasi 3G). Hebatnya lagi, itu menggunakan sistem operasi Android berlayar 4.8 inci, jaringan NFC (near field communication) dan konektivitas 4G LTE.

Oh, dan tidak seperti iPhone, baterai Galaxy S III yang memiliki daya sebesar 2.100 mAh dapat dilepas, untuk berjaga-jaga bagi pelancong yang ingin menyiapkan baterai cadangan.

Jika Anda menginginkan ponsel dengan suara yang hebat: HTC One  X
IPhone lahir dari iPod, dan dengan demikian musik adalah bagian terbesar dari warisan dan daya tariknya saat ini, termasuk integrasinya dengan iTunes. Tapi ada smartphone lain yang menjadi saingan iPhone dalam hal suara, seperti HTC One X.

Telepon genggam Android tersebut tampil menggebrak dengan teknologi pengolahan suara Beats Audio. Musik akan terdengar bagus ketika Anda sedang mendengarkan lagu seperti yang Anda unduh, sambil memindahkan data atau streaming ke smartphone. Anda juga bisa mengubah suara dengan berbagai pengaturan dan equalizer. (Untuk pilihan equalizer, cobalah profil Sweetener untuk pilihan rendah, sedang dan tinggi yang seimbang.)

Sebuah HTC yang eksklusif (HTC memiliki 51 persen dari Beats), teknologi Beats Audio terdengar mengagumkan bahkan ketika bermain game, menonton video atau mendengarkan buku audio atau podcast.

Yang lebih mengagumkan, bahkan panggilan telepon terdengar lebih keras dan jelas di HTC One X.

Jika Anda ingin smartphone yang kuat yang tidak mahal: Sony Xperia ion 
Bukan rahasia lagi, Sony bermain di pasaran smartphone, yang merupakan jati dirinya, tapi jangan abaikan Xperia ion yang mengesankan sebagai telepon genggam Android yang kuat dan serba guna dengan harga setengah dari iPhone 5.

Telepon genggam LTE pertama dari Sony tersebut memberikan kecepatan jaringan komunikasi yang tinggi di pasaran smartphone. Layarnya 4,6 inci dan sangat jernih dan tidak seperti perangkat Apple, Anda dapat memperbesar kapasitas penyimpanan menggunakan microSD card sampai dengan 32GB.

Fitur lainnya yang mengesankan antara lain kamera 12 MP (dengan video 1080p dan modus panorama 3D), dengan baterai 1900 mAh atau sampai dengan 10 jam waktu bicara, serta aplikasi media eksklusif seperti Video Unlimited dan Music Unlimited dari Sony.

Prosesornya memang tidak sebanding dengan iPhone 5 dan sedikit mengecewakan dengan sistem operasi Android 2.3 (Gingerbread) yang ketinggalan zaman,  tapi setidaknya para pengguna Xperia ion dapat mengakses Google Play (sebelumnya Android Market), dan mengunduh lebih dari 500.000 aplikasi.

Bagaimana menurut anda...?????


Sumber : Marc Saltzman | Digital Crave | Yahoo.co.id

Jumat, 21 September 2012

Mesin Jet Berbahan Bakar Nabati


Ottawa (ANTARA/AFP) - Penerbangan pesawat jet yang didukung sepenuhnya oleh bahan bakar nabati (BBN) pertama di dunia akan lepas landas bulan depan dari Ottawa, pembuat bahan bakar mengumumkan Kamis. 
Applied Research Associates and Agrisoma Biosciences bermitra dengan Dewan Riset Nasional Kanada (NRC) mengembangkan sumber "energi terbarukan berkelanjutan" untuk industri penerbangan komersial. 
Pada akhir Oktober, sebuah jet Falcon 20 bermesin ganda NRC akan digunakan untuk menguji bahan bakar jet baru yang terbuat dari 100 persen minyak biji-bijian, untuk kinerja mesin dan emisi. 
"Ini akan menjadi pertama kalinya sebuah pesawat jet didukung 100 persen, tanpa dicampur, bahan bakar jet terbarukan yang memenuhi spesifikasi minyak bahan bakar jet," kata pernyataan NRC. 
"Melalui inisiatif ini, kami memberikan pilihan yang berkelanjutan untuk mengurangi emisi penerbangan," kata Chuck Red dari Applied Research Associates. 
Beberapa pesawat komersial selama KTT iklim di Rio, Juni lalu, menggunakan bahan bakar jet nabati (bio) yang banyak dipuji dicampur dengan bahan bakar jet minyak tradisional. 
Lebih dari 40 petani di bagian barat Kanada dikontrak untuk menumbuhkan lebih dari 6.000 hektar tanaman biji minyak yang digunakan untuk membuat bahan bakar nabati jet. 
Pemerintah berharap inisiatif ini akan meluncurkan industri bahan bakar nabati jet baru yang menjadi sebuah anugerah bagi petani. (tp)

Sumber : yahoo.co.id

Semoga bangsa Indonesia terinspirasi dengan berita ini, dengan sumber daya alam yang melimpah sebenarnya Indonesia mampu untuk menciptakan bahan bakar yang terbarukan, asal ada kemauan.